Saturday, April 17, 2021

Mencari dan Mendaftar Kerja di Jerman

Saya pertama kali menulis blog ini Juni 2013, dua bulan setelah saya lulus Studienkolleg dan saat saya sedang bersiap untuk kuliah di Jerman. Setelah 6 tahun kuliah, pada bulan Oktober 2019 saya akhirnya lulus S2 Lebensmitteltechnologie dari TU München.

Saat ini saya sudah satu tahun bekerja di Jerman. Dibandingkan dengan dulu saat saya berangkat kuliah ke Jerman, saat ini informasi tentang cara kuliah di Jerman sudah sangat banyak, tapi saya perhatikan masi belum banyak informasi tentang mencari kerja setelah lulus kuliah. Jadi, saya ingin sedikit menceritakan pengalaman saya.

Kapan harus mulai mencari kerja?

Saya sendiri mulai mendaftar untuk kerja sekitar 5 bulan sebelum saya lulus kuliah, di bulan kedua saya mengerjakan Masterarbeit. Karena masih harus tetap fokus mengerjakan Masterarbeit, saya memulainya dengan pelan-pelan membenahi Lebenslauf (CV), mengumpulkan dokumen-dokumen yang penting untuk aplikasi, kemudian mencari lowongan yang menarik dan mendaftar. 

Bagaimana saya mendaftar kerja?

Seperti yang sudah saya tulis diatas, cara mendaftar kerja saya bagi ke 4 langkah, yang akan saya jelaskan lebih detail dibawah: 1) membenahi Lebenslauf, 2) mengumpulkan dokumen, 3) mencari lowongan dan 4) mendaftar

1. Membenahi Lebenslauf

Lebenslauf berarti CV / daftar riwayat hidup / resume. Lebenslauf penting karena dengan dokumen ini, perusahaan mendapatkan gambaran pertama dari kita sebagai pelamar kerja. Berdasarkan Lebenslauf inilah pihak HR melakukan seleksi siapa saja kandidat yang akan dipanggil untuk wawancara. Di blog ini saya pernah sedikit membahas tentang cara menulis Lebenslauf untuk mendaftar ke universitas. Lebenslauf untuk mendaftar kerja strukturnya agak mirip, tapi ada beberapa hal yang berbeda. Sebagai gambaran, Lebenslauf saya kurang lebih seperti ini:

Untuk mendapatkan feedback tentang Lebenslauf, coba cek apakah universitas kamu menawarkan jasa Bewerbungscheck atau Lebenslaufcheck. Biasanya, layanan ini gratis untuk mahasiswa yang sedang studi disana. Saya sendiri pernah melakukan ini dua kali. Pertama di career day universitas saya, dimana saya membawa Lebenslauf saya dan menunjukannya ke career coach. Kedua, saya menggunakan layanan Bewerbungscheck universitas secara online. Disini saya mengirimkan Lebenslauf saya secara online dan setelah beberapa minggu Lebenslauf saya dikembalikan dengan feedback. Selain itu, berbagai sumber di internet juga bisa dijadikan panduan untuk ini. Banyak tips-tips untuk membenahi Lebenslauf dan setiap orang memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang bagaimana Lebenslauf yang baik. Misal, apakah Lebenslauf harus 1 atau 2 halaman (saya sendiri memilih 1 halaman supaya praktis untuk dibaca, tapi ada juga career coach yang menyarankan 2 halaman), informasi apa saja yang harus dicantumkan, dll. Tentunya setiap orang bisa membuat Lebenslauf yang berbeda-beda. Tiap bidang pekerjaan kadang memiliki standard sendiri-sendiri, dan preferensi orang pun tidak selalu sama.  Beberapa poin umum yang menurut saya penting untuk diingat dalam membuat Lebenslauf

  • Singkat dan padat: Perlu diingat, orang yang paling pertama melihat Lebenslauf kamu adalah para recruiter di bagian HR perusahaan tersebut, yang setiap hari bisa melihat puluhan bahkan ratusan Lebenslauf. Berdasarkan yang pernah saya baca di Internet, para recruiter biasanya hanya akan melihat sebuah Lebenslauf selama 10 detik. Jadi, pastikan poin-poin yang kamu tulis di Lebenslauf bisa dimengerti dengan jelas dalam waktu singkat.
  • Tidak perlu menceritakan riwayat hidup dari 0: Saya sendiri hanya mencantumkan studi S1 dan S2 saja, tidak perlu mencantumkan riwayat sekolah dari SD hingga kuliah. Jika ada prestasi, cantumkan prestasi yang pernah dicapai saat kuliah. Tidak perlu menulis juara yang diraih saat SMP.
  • Informasi yang relevan: Karena sebagai fresh graduate biasanya pengalaman kerja belum banyak, maka saya cantumkan semua pengalaman kerja dan internship saya, tetapi itu pun juga yang relevan (misal: pengalaman bekerja sebagai penjual roti tidak saya cantumkan karena menurut saya tidak relevan bagi pekerjaan yang saya lamar)
  • Bisa dibaca di semua media: Kita tidak tahu software apa yang digunakan recruiter untuk membaca Lebenslauf kita, jadi pastikan Lebenslauf kita bisa dibaca dengan jelas di semua media. Ini berarti ukuran huruf jangan terlalu kecil dan dokumen dalam format pdf yang bisa mudah dibaca di komputer, tablet, maupun hp. Selain itu, warna tulisan dan background juga perlu diperhatikan sehingga bisa dibaca di layar dengan resolusi rendah sekalipun, dan bisa tetap terlihat jelas walaupun dicetak hitam putih dalam kualitas yang kurang baik. 

2. Mengumpulkan Dokumen 

Sebelum mencari lowongan, saya terlebih dulu mengumpulkan dokumen-dokumen saya yang kira-kira akan diperlukan, yaitu:

  • Immatrikulationsbescheinigung yang aktual (bukti bahwa masih terdaftar di universitas)
  • Leistungsnachweis (transkrip nilai)
  • Praktikums- / Arbeitszeugnisse (sertifikat kerja / internship)
  • Studienzeugnisse (ijazah kuliah, misal saya lampirkan ijazah S1 saya)
  • Bisa juga melampirkan sertifikat bila pernah menang lomba / mendapatkan beasiswa saat kuliah

Semua dokumen ini saya scan kemudian saya gabungkan ke dalam 1 pdf yang berukuran 2 MB, lalu saya beri nama "Bewerbungsunterlagen (nama lengkap)". Ini untuk mempermudah pihak recruiter yang akan menerima dokumen ini. Format pdf berarti dokumen ini dapat dibuka dimana saja, baik di komputer maupun hp, dan akan terlihat sama. Digabung di satu file agar recruiter tidak perlu menyimpan banyak file. Banyak situs yang menyediakan jasa menggabungkan banyak file pdf menjadi satu secara gratis dan tanpa menggunakan software. Cukup cari "merge pdf online" di Google.  Sedangkan ukuran dokumen yang kecil memudahkan dokumen untuk bisa dikirim atau diupload ke mana saja. Tentunya setiap perusahaan memiliki syarat-syarat yang berbeda tentang apa saja dokumen yang harus dikirim. Tidak semua perusahaan juga mengharuskan kita untuk mengirim dokumen-dokumen. Tapi menurut saya, ada baiknya kita sudah mempersiapkan semua dokumen ini,  sehingga jika sewaktu-waktu diminta kita tidak perlu repot untuk mencari dokumennya lagi. 

3. Mencari Lowongan

Jaman sekarang, untungnya cukup banyak tempat yang bisa dilihat untuk mengetahui lowongan pekerjaan yang ada. Beberapa tempat yang sering saya pakai:

  • Linkedin: Situs yang paling sering saya pakai untuk mencari lowongan kerja. Semakin banyak perusahaan-perusahaan yang melakukan rekrutmen lewat Linkedin. Saat masa-masa mencari pekerjaan, saya membuka lowongan pekerjaan di Linkedin setiap hari. Salah satu kelebihan dari Linkedin adalah kadang ada perusahaan yang memperbolehkan kita melamar dengan menggunakan profil Linkedin kita, jadi kita tidak perlu ekstra mengirimkan Lebenslauf atau dokumen-dokumen lain.
  • indeed / Monster / Stepstone / Xing: Lowongan pekerjaan yang cukup lengkap, namun kadang harus kita perhatikan kapan lowongan untuk pekerjaan tersebut di publish, karena seringkali masih ditemukan lowongan pekerjaan yang sudah di publish berbulan-bulan dan faktanya posisinya sudah terisi.
  • Foodjobs: Ini khusus untuk pekerjaan di bidang makanan, sangat berguna karena banyak lowongan-lowongan yang relevan untuk bidang saya.
  • Website Perusahaan: Biasanya status paling aktual apakah suatu lowongan kerja masih dibuka atau tidak bisa dilihat di situs perusahaan. Karena saya sendiri bergerak di bidang makanan, biasanya saya cukup melihat merek barang-barang di supermarket dan mencari situs perusahaannya untuk melihat apakah mereka ada lowongan :) Tapi untuk bidang-bidang lain bisa dicari juga di Google perusahaan apa di Jerman yang bergerak di bidang tersebut. Jika kamu tertarik dengan perusahaannya tetapi tidak menemukan lowongan yang cocok, tidak ada salahnya untuk mengirimkan Initiativbewerbung. Bisa kamu tulis bahwa kamu tertarik dengan perusahaan tersebut dan sedang mencari pekerjaan di bidang x. Biasanya Iniativbewerbung ini saya kirim ke perusahaan-perusahaan kecil yang sedang berkembang, karena perusahaan besar biasanya sudah memiliki struktur tertentu dan semua lowongan dibuka di job portal mereka (tapi tidak ada salahnya juga mencoba, hal terburuk yang bisa terjadi "cuma" ditolak).
  • Career Expo / Career Day: Biasanya universitas mengadakan pameran pekerjaan / Karrieremesse minimal setahun sekali. Di TU München namanya IKOM (untuk bidang life science, ada IKOM Life Science). Di Karrieremesse ini banyak perusahaan yang membuka stand dan memasang lowongan-lowongan yang mereka butuhkan. Selain bisa tahu perusahaan-perusahaan yang bergerak di suatu bidang, gunakan kesempatan ini untuk ngobrol dan bertanya dengan perwakilan dari perusahaan tentang bagaimana proses rekrutmen, kultur perusahaan, dll. Salah satu tawaran Karrieremesse yang juga tidak boleh dilewatkan adalah kesempatan untuk membuat Bewerbungsfoto gratis. Bewerbungsfoto ini dipasang di Lebenslauf atau Linkedin. Bewerbungsfoto membuat kita terlihat lebih "menarik" daripada jika kita hanya melampirkan pasfoto. Di luar universitas, jika kita tidak memiliki kenalan yang pintar memotret, biasanya kita harus membayar 25-100€ untuk layanan membuat Bewerbungsfoto, tergantung fotografer. Jadi, kesempatan untuk membuatnya secara gratis tentunya jangan dilewatkan.
  • Job Portal / Mailing List Universitas: Banyak universitas yang menyediakan Job Portal, dimana perusahaan-perusahaan bisa publish lowongan kerja. Selain itu, jika di Fachschaft atau fakultas kamu ada mailing list, berguna juga untuk bergabung karena terkadang ada lowongan kerja dari alumni jurusan / universitas tersebut, yang terkadang tidak di publish di tempat lain.

4. Mendaftar

Jika sudah menemukan lowongan kerja yang cocok, saatnya mendaftar. Untuk mendaftar, selain Lebenslauf, dokumen yang paling penting untuk dicantumkan adalah cover letter atau Anschreiben. Recruiter membaca baik-baik cover letter ini, karena dari sini bisa dinilai apakah pengalaman kita cocok dengan apa yang mereka mau. Isi cover letter secara umum adalah sedikit perkenalan tentang diri kamu, apa pengalaman-pengalaman kamu dan mengapa tertarik bekerja di perusahaan tersebut. Seperti Lebenslauf, tidak ada syarat yang mutlak bagaimana untuk menulis cover letter, tapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis cover letter antara lain: 

  • Jangan menggunakan hanya 1 cover letter untuk semua lowongan. Setiap cover letter harus disesuaikan dengan pekerjaan yang akan kamu lamar. Baca baik-baik lowongan kerja, pengetahuan atau skill apa saja dicari dan bagaimana pengalaman kamu bisa cocok dengan apa yang mereka cari. Misal, jika di lowongan pekerjaan ditulis "Pengalaman di bidang x" maka bisa kamu tulis di cover letter bahwa kamu pernah bekerja atau magang di bidang x, ceritakan hal-hal relevan kamu lakukan saat bekerja. Jika di lowongan ditulis "Pengalaman di lingkungan internasional", bisa kamu ceritakan misal kamu pernah bekerja di tim yang berasal dari berbagai negara jadi memiliki pengalaman di lingkungan yang internasional, atau misal kamu pernah melakukan exchange ke negara lain. 
  • Jangan terlalu bertele-tele. Menurut saya, cover letter idealnya hanya 1 halaman, karena informasi yang paling penting bagi recruiter adalah pengalaman apa yang kamu punya yang relevan bagi pekerjaan itu. Seperti sudah saya tulis, recruiter harus membaca ratusan dari dokumen ini, sehingga tidak mungkin punya waktu untuk membaca cover letter yang terlalu panjang. Saya sendiri juga berusaha untuk menggunakan kalimat yang straightforward dan tidak terlalu banyak menggunakan anak kalimat / Nebensatz agar lebih mudah dimengerti. 
  • Pastikan tidak ada kesalahan dalam tulisan. Saya seringkali salah dalam hal ini karena kurang mengecek cover letter dengan baik. Kesalahan penulisan atau kesalahan Grammatik membuat kita terkesan kurang profesional. Salah satu kesalahan yang paling fatal yang beberapa kali saya lakukan adalah salah menuliskan nama perusahaan. Ini biasanya terjadi jika saya sudah melamar banyak lowongan, kemudian lupa untuk mengganti nama perusahaan. Bisa ditebak, saya tidak mendapatkan panggilan interview dari lowongan-lowongan ini.
  • Cari tahu baik-baik soal gaji. Menurut saya ini agak tricky. Saya sendiri biasanya tidak menuliskan ekspektasi gaji, namun seringkali perusahaan secara eksplisit meminta pelamar kerja untuk mencantumkan gaji. Dalam kasus ini, maka saya mencantumkan ekspektasi gaji. Besarnya nominal gaji fresh graduate berbeda-beda untuk tiap bidang pekerjaan (Marketing, R&D, Sales, dll.), bidang perusahaan (automotif, IT, dll.) dan lokasi perusahaan. Misal, gaji fresh graduate S2 di München biasanya lebih tinggi dari Berlin karena biaya hidup yang lebih tinggi. Maka dari itu, penting untuk sebelumnya mencari informasi tentang gaji yang sesuai. Salah satu situs yang berguna untuk ini adalah Glassdoor, disini karyawan di perusahaan bisa memberitahukan gaji mereka secara anonim, sehingga bisa kita jadikan orientasi untuk mengetahui besarnya gaji di perusahan dan posisi yang kita inginkan.

Karena topik mencari dan mendaftar kerja ini cukup panjang, di post kali ini saya hanya akan membahas sampai disini dulu. Jika ada pertanyaan, silakan menuliskannya di komentar di bawah. Di post berikutnya saya akan membagikan pengalaman saya interview, dan juga suka-duka dalam mencari kerja di Jerman. Semoga bermanfaat!

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...