Monday, June 14, 2021

Interview Kerja di Jerman

Di post yang sebelumnya, saya sudah menjelaskan tentang pengalaman saya mencari dan mendaftar kerja di Jerman. Kali ini, saya ingin membahas lebih dalam tentang proses setelah mendaftar kerja.

Setelah selesai mengirimkan lamaran, yang bisa kita lakukan adalah menunggu. Menunggu jawaban dari pihak perusahaan untuk mengkontak kita, apakah kita lolos ke jenjang selanjutnya atau apakah lamaran kita ditolak. Berapa lama harus menunggu? Jangka waktunya berbeda-beda. Saya sendiri pernah mendapatkan balasan dari perusahaan hanya setelah 2-3 hari hingga setelah 3 bulan. Tapi biasanya jika saya lolos ke jenjang selanjutnya, saya akan mendapatkan balasan dari perusahaan dan tawaran interview setelah rata-rata 2-3 minggu. Jika saya tidak mendapatkan balasan lebih dari 1 bulan, maka biasanya saya akan menerima penolakan. Sebagai gambaran, jika sebuah perusahaan mengeluarkan lowongan pekerjaan, maka mereka seharusnya ingin lowongan tersebut cepat terisi. Maka dari itu, setelah mengumpulkan lamaran dari kandidat, mereka akan membuat seleksi pertama setelah beberapa minggu. Biasanya mereka baru mengirim penolakan kepada para kandidat yang tidak lolos di akhir proses seleksi. Jadi saran saya, jika memang sedang dalam proses mencari kerja, jangan menunggu jawaban dari satu perusahaan saja. Kirim lamaran sebanyak-banyaknya.

Jika lamaran kita berhasil lolos seleksi awal, maka perusahaan akan memberikan kabar lewat telepon ataupun Email. Karena tidak jarang juga perusahaan mengabari lewat telepon, maka pastikan nomor telepon yang tercantum di CV bisa dihubungi. Terkadang perusahaan bisa saja menghubungi kita di waktu-waktu kita belum siap, atau saat kita sedang di perjalanan dan sinyal jelek. Untuk menghindari miskomunikasi, salah satu tips yang bisa saya bagikan adalah minta perusahaan untuk mengirimkan lagi inti pembicaraan dalam telefon lewat email. Misal, jika perusahaan menghubungi kita lewat telepon untuk mengundang interview, minta untuk mengirimkan undangannya lagi lewat email

Jadi sekarang kita sudah melamar, kemudian mendapat undangan interview. 

Seperti apa interviewnya?

Seperti pada umumnya, ada berbagai macam tipe interview. Saya akan membagikan macam interview yang pernah saya jalani secara kronologis, mulai dari proses seleksi paling awal hingga akhir.

  1. Personality / IQ Test: biasanya untuk rekrutmen Trainee program atau perusahaan multinasional dimana ada ratusan atau ribuan kandidat. Kita mendapatkan link untuk mengerjakan online test. Bentuk online testnya terdiri dari personality test (mis: pertanyaan tentang kepribadian diri, bagaimana kita bereaksi dalam suatu masalah) dan IQ test (mis: mengenal pattern, pertanyaan logika)
  2. Phone Interview: macam interview yang paling sering saya jalani. Biasanya interview lewat telepon adalah tahap paling awal dalam seleksi kerja dan dilakukan dengan pihak HR dari perusahaan tersebut, belum dengan departemen tempat kita akan bekerja. Lama interviewnya berbeda-beda juga, tapi biasanya sekitar 30-45 menit. Pertanyaan yang ditanyakan biasanya pertanyaan standar HR.
  3. Video Interview: menggunakan skype atau video conference software, biasanya dilakukan dengan HR dan calon atasan. 
  4. Assessment Test: perusahaan mengundang semua calon kandidat untuk datang ke kantor mereka dalam satu hari penuh untuk melihat skill kita. Dalam assessment test yang pernah saya jalani, biasanya diberikan project kecil atau case study dimana kita harus menjawab dan mempresentasikannya, baik dalam team ataupun individu. Ini macam interview yang saya paling kurang sukai, karena disini kita benar-benar dibandingkan secara langsung dengan kandidat lainnya dan harus stand out.
  5. Face to Face Interview: biasanya perusahaan baru akan mengundang kita ke face to face interview di kantor perusahaan dalam langkah terakhir, ketika jumlah kandidat yang harus ditemui tidak begitu banyak lagi. Dalam interview secara tatap muka ini, selain dengan HR maka kita akan berbicara dengan calon atasan dari departemen kita. Maka dari itu, tidak jarang kita akan diberi pertanyaan lebih spesifik ke bidang kita, atapun diberikan case study yang harus kita jawab. Jika kita diundang untuk datang ke kantor untuk interview langsung, salah satu hal yang saya selalu tanyakan adalah apakah Reisekosten atau travel cost ditanggung oleh perusahaan. Di Jerman sendiri ini bukan hal yang aneh dan menyatakan juga keseriusan dari perusahaan. Dari pengalaman saya, 90% dari perusahaan akan membayar pengeluaran untuk travel cost (jika tidak, maka travel cost ini nantinya juga bisa kita nyatakan sebagai pengeluaran dalam Steuererklärung). 

Tentunya proses rekrutmen untuk setiap posisi berbeda-beda, tidak semua posisi memerlukan segala macam interview diatas.  Proses interview yang paling rumit yang pernah saya jalani kebanyakan untuk Trainee program. Kebanyakan proses interview yang saya jalani hanya memerlukan 1x phone interview dan 1x face to face interview.

Bagaimana mempersiapkan diri untuk interview?

Sebenarnya sudah banyak sekali artikel dan informasi di internet tentang cara mempersiapkan interview, jadi saya tidak akan membahas terlalu detail. Saya akan membahas lebih ke bagaimana saya pribadi mempersiapkan interview, apa yang saya lakukan dari momen dimana saya mendapatkan jawaban dari perusahaan bahwa saya akan diundang interview.

  • Melihat lagi Stellenbeschreibung atau lowongan pekerjaan yang dimaksud. Jika sudah mendaftar banyak posisi, maka seringkali saya lupa posisi apa yang saya daftar di perusahaan tersebut, jadi saya mengunjungi lagi website dimana posisi tersebut dikeluarkan dan biasanya saya simpan deskripsinya agar bisa saya lihat lagi di kemudian hari (karena seringkali lowongannya akan dihapus dari website jika sudah terlalu lama dikeluarkan atau sudah memasuki proses interview). Disini saya kemudian review lagi bagaimana pengalaman kerja saya selama ini bisa relevan dengan apa yang mereka cari.
  • Review CV. Di setiap interview hal yang selalu ditanyakan adalah penjelasan lebih detail tentang CV, jadi untuk setiap pekerjaan yang saya cantumkan di CV, saya jelaskan apa yang sudah saya kerjakan dalam beberapa poin. Setiap interview untuk posisi yang berbeda bisa juga poin-poin ini sedikit dimodifikasi agar cocok dengan deskripsi lowongan.
  • Mempelajari tentang perusahaan yang bersangkutan. Ini dilakukan agar bisa mendapat sedikit gambaran tentang perusahaan yang saya daftar, apa produk atau jasa yang ditawarkan, dimana lokasinya, seberapa besar perusahaannya. Dari pihak perusahaan sendiri tidak ada ekspektasi bahwa kita harus hafal sejarah perusahaan, namun baik jika kita tahu paling tidak produk / jasa yang ditawarkan. Misal, karena saya bekerja di bidang makanan, maka salah satu yang pertanyaan yang paling sering ditanyakan adalah "kamu paling tertarik dengan produk kami yang mana?" atau "kami bergerak di bidang plant-based beverage, apakah kamu juga suka mengkonsumsi minuman plant-based?"
  • Menjawab typical interview questions. Di internet sudah ada banyak sekali website yang menjelaskan tentang pertanyaan interview yang umum ditanyakan dan jawabannya, misal di Karrierebibel atau bisa juga google "Fragen Vorstellungsgespräch". Dari ratusan pertanyaan ini, saya kumpulkan beberapa pertanyaan dan kemudian saya tulis jawabannya untuk saya. Misal untuk pertanyaan "Apa kekuatan dan kelemahan anda?" saya uraikan kekuatan / kelemahan saya dalam beberapa poin. Saya memilih untuk menjawab pertanyaannya secara tertulis, sehingga bisa saya latih berkali-kali. Dalam interview saya tipe orang yang gampang nervous jadi memang perlu latihan yang lebih. Selain pertanyaan-pertanyaan dari website, saya juga coba melihat video-video di Youtube tentang Bewerbungsgespräch untuk mendapatkan gambaran bagaimana sesi interview berlangsung.
  • Melatih jawaban dari typical interview questions. Salah satu yang paling penting dilatih adalah bagian Selbstvorstellung, atau mengenalkan diri. Saat interview, pertama-tama kita pasti diminta untuk memperkenalkan diri secara singkat. Dengan semakin seringnya latihan dan dipanggil interview, saya kurang lebih "hafal" dengan isi Selbstvorstellung saya, sehingga dalam bicara bisa lebih lancar. Selain itu, saya juga kadang minta teman untuk menjadi partner bicara dalam interview sehingga saya terbiasa menjawab pertanyaan. Jika tidak ada teman yang bisa diminta menjadi lawan bicara, saya juga terkadang berbicara sendiri untuk "menghafal" cara menjawab pertanyaan (saya tulis kata menghafal dengan "" karena tujuannya memang bukan harus hafal jawabannya agar bisa persis sama seperti yang saya tuliskan, tapi agar saya kurang lebih ingat keywords dari jawaban saya terhadap pertanyaan interview). Jika pekerjaan yang dilamar menuntut kita untuk fasih berbahasa Inggris dan Jerman, dianjurkan untuk latihan dalam dua bahasa ini. Seringkali dalam interview saya diminta untuk tiba-tiba switch ke bahasa Inggris agar mereka dapat melihat kemampuan bahasa Inggris saya (begitu juga sebaliknya)

Apa yang harus diperhatikan saat interview?

Di hari H interview, ada beberapa hal yang biasanya saya perhatikan

  • Datang tepat waktu. Menurut saya, wajib untuk datang tempat waktu. Selain untuk membuat kesan pertama yang baik, juga memang sewajarnya dalam hal ini kita tidak terlambat (kecuali benar-benar ada halangan seperti alat transportasi yang tidak jalan, kecelakaan, dll.). Untuk interview yang dilakukan secara tatap muka dimana saya harus datang ke perusahaan, perlu diingat bahwa sebelum benar-benar memulai interview, perlu meluangkan waktu untuk memasuki gedung perusahaan, mencari resepsionis, mendaftarkan diri, dll. Bisa jadi kantor perusahaan besar dan kita harus jalan cukup jauh. Biasanya saya usahakan untuk sampai 20-30 menit sebelum interview dimulai sehingga ada waktu cukup untuk mempersiapkan diri. Untuk interview secara telepon atau video, ini berarti saya mempersiapkan diri dengan mengecek koneksi internet, memastikan tidak ada gangguan suara, tidak sibuk mengecek hp, dan mengecek terlebih dahulu bagaimana kamera saya. Selain itu, saya juga biasanya meluangkan waktu untuk pergi ke toilet sebelum interview agar tidak ada gangguan selama interview.
  • Berpakaian rapi. Saya sendiri termasuk yang percaya bahwa lebih baik overdressed daripada underdressed. Bagaimana dresscode yang pas, tergantung dengan bidang dan perusahaan masing-masing. Dalam interview saya biasanya memakai dress formal atau blazer + kemeja / blus + celana kain warna gelap + sepatu oxford shoes dan memakai make up tipis. Bidang-bidang seperti hukum atau konsultan saya lihat biasanya lebih formal. Selain rapi, yang penting juga kita merasa nyaman di pakaian yang kita kenakan sehingga pakaian tidak mengganggu jalannya interview.
  • Menunjukkan ketertarikan pada perusahaan. Selain menjawab pertanyaan, hal lain penting untuk disiapkan adalah pertanyaan untuk ditujukan kepada perusahaan tersebut, bisa tentang perusahaannya, lingkungan kerjanya, ataupun lowongannya. Dari pengalaman, lawan interview kita malah senang jika kita memiliki pertanyaan, karena menunjukkan kita memang tertarik dan sudah melakukan research tentang perusahaannya. Contoh-contoh pertanyaan bisa dicek juga di google (misal dengan keyword "Rückfragen Vorstellungsgespräch")

Apa yang perlu diperhatikan setelah interview?

Setelah interview, biasanya pihak yang menginterview akan memberitahu kapan kira-kira saya akan diberi jawaban. Jika sudah lewat dari waktu yang dikatakan dan saya memang benar-benar tertarik dengan posisi tersebut, maka saya biasanya akan follow up ke pihak perusahaan lewat email

Jika ditolak:

Tetap merespon dengan baik-baik dan berterima kasih atas kabarnya dan kesempatan untuk interview. Jika saya sudah sempat melakukan interview secara langsung dengan perusahaan tersebut, biasanya saya akan bertanya apa mungkin mereka bisa memberikan saya feedback dari interview saya yang bisa diperbaiki untuk kemudian hari. Tidak semua perusahaan mau memberikan feedback ini karena urusan hukum, tapi tidak ada salahnya untuk bertanya.  

Jika diterima:

Ketika diterima kerja dan saya menyetujui juga, maka biasanya perusahaan akan mengirimkan kontrak dalam beberapa hari / minggu. Setelah menerima kontrak, saya baca kontrak kerja ini secara baik-baik dan jika ada yang kurang jelas, menanyakannya ke pihak HR sebelum menandatangan kontrak. Jika saya harus pindah ke kota lain, maka saya biasanya menanyakan apakah perusahaan ada bantuan untuk pindahan / tempat tinggal, atau ada tips dalam mencari rumah. Beberapa hari sebelum mulai masuk kerja, saya kontak kembali pihak perusahaan untuk menanyakan jam berapa saya harus datang di hari pertama kerja

Sekian pengalaman saya tentang proses mencari kerja, mendaftar kerja, dan interview kerja di Jerman. Perlu diingat lagi bahwa saya hanya membagikan tips-tips ini berdasarkan pengalaman saya. Perjalanan karir tiap orang berbeda-beda. Belum tentu juga dengan melakukan semua hal-hal yang saya lakukan bisa benar-benar sukses dalam mencari kerja karena memang proses cari kerja selain harus ada persiapan dengan baik ada juga faktor luck. Di post selanjutnya saya ingin lebih bercerita tentang proses saya mendaftarkan dan mendapat kerja dan sedikit suka duka di dalamnya. Stay tuned :)


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...