Monday, June 14, 2021

Interview Kerja di Jerman

Di post yang sebelumnya, saya sudah menjelaskan tentang pengalaman saya mencari dan mendaftar kerja di Jerman. Kali ini, saya ingin membahas lebih dalam tentang proses setelah mendaftar kerja.

Setelah selesai mengirimkan lamaran, yang bisa kita lakukan adalah menunggu. Menunggu jawaban dari pihak perusahaan untuk mengkontak kita, apakah kita lolos ke jenjang selanjutnya atau apakah lamaran kita ditolak. Berapa lama harus menunggu? Jangka waktunya berbeda-beda. Saya sendiri pernah mendapatkan balasan dari perusahaan hanya setelah 2-3 hari hingga setelah 3 bulan. Tapi biasanya jika saya lolos ke jenjang selanjutnya, saya akan mendapatkan balasan dari perusahaan dan tawaran interview setelah rata-rata 2-3 minggu. Jika saya tidak mendapatkan balasan lebih dari 1 bulan, maka biasanya saya akan menerima penolakan. Sebagai gambaran, jika sebuah perusahaan mengeluarkan lowongan pekerjaan, maka mereka seharusnya ingin lowongan tersebut cepat terisi. Maka dari itu, setelah mengumpulkan lamaran dari kandidat, mereka akan membuat seleksi pertama setelah beberapa minggu. Biasanya mereka baru mengirim penolakan kepada para kandidat yang tidak lolos di akhir proses seleksi. Jadi saran saya, jika memang sedang dalam proses mencari kerja, jangan menunggu jawaban dari satu perusahaan saja. Kirim lamaran sebanyak-banyaknya.

Jika lamaran kita berhasil lolos seleksi awal, maka perusahaan akan memberikan kabar lewat telepon ataupun Email. Karena tidak jarang juga perusahaan mengabari lewat telepon, maka pastikan nomor telepon yang tercantum di CV bisa dihubungi. Terkadang perusahaan bisa saja menghubungi kita di waktu-waktu kita belum siap, atau saat kita sedang di perjalanan dan sinyal jelek. Untuk menghindari miskomunikasi, salah satu tips yang bisa saya bagikan adalah minta perusahaan untuk mengirimkan lagi inti pembicaraan dalam telefon lewat email. Misal, jika perusahaan menghubungi kita lewat telepon untuk mengundang interview, minta untuk mengirimkan undangannya lagi lewat email

Jadi sekarang kita sudah melamar, kemudian mendapat undangan interview. 

Seperti apa interviewnya?

Seperti pada umumnya, ada berbagai macam tipe interview. Saya akan membagikan macam interview yang pernah saya jalani secara kronologis, mulai dari proses seleksi paling awal hingga akhir.

  1. Personality / IQ Test: biasanya untuk rekrutmen Trainee program atau perusahaan multinasional dimana ada ratusan atau ribuan kandidat. Kita mendapatkan link untuk mengerjakan online test. Bentuk online testnya terdiri dari personality test (mis: pertanyaan tentang kepribadian diri, bagaimana kita bereaksi dalam suatu masalah) dan IQ test (mis: mengenal pattern, pertanyaan logika)
  2. Phone Interview: macam interview yang paling sering saya jalani. Biasanya interview lewat telepon adalah tahap paling awal dalam seleksi kerja dan dilakukan dengan pihak HR dari perusahaan tersebut, belum dengan departemen tempat kita akan bekerja. Lama interviewnya berbeda-beda juga, tapi biasanya sekitar 30-45 menit. Pertanyaan yang ditanyakan biasanya pertanyaan standar HR.
  3. Video Interview: menggunakan skype atau video conference software, biasanya dilakukan dengan HR dan calon atasan. 
  4. Assessment Test: perusahaan mengundang semua calon kandidat untuk datang ke kantor mereka dalam satu hari penuh untuk melihat skill kita. Dalam assessment test yang pernah saya jalani, biasanya diberikan project kecil atau case study dimana kita harus menjawab dan mempresentasikannya, baik dalam team ataupun individu. Ini macam interview yang saya paling kurang sukai, karena disini kita benar-benar dibandingkan secara langsung dengan kandidat lainnya dan harus stand out.
  5. Face to Face Interview: biasanya perusahaan baru akan mengundang kita ke face to face interview di kantor perusahaan dalam langkah terakhir, ketika jumlah kandidat yang harus ditemui tidak begitu banyak lagi. Dalam interview secara tatap muka ini, selain dengan HR maka kita akan berbicara dengan calon atasan dari departemen kita. Maka dari itu, tidak jarang kita akan diberi pertanyaan lebih spesifik ke bidang kita, atapun diberikan case study yang harus kita jawab. Jika kita diundang untuk datang ke kantor untuk interview langsung, salah satu hal yang saya selalu tanyakan adalah apakah Reisekosten atau travel cost ditanggung oleh perusahaan. Di Jerman sendiri ini bukan hal yang aneh dan menyatakan juga keseriusan dari perusahaan. Dari pengalaman saya, 90% dari perusahaan akan membayar pengeluaran untuk travel cost (jika tidak, maka travel cost ini nantinya juga bisa kita nyatakan sebagai pengeluaran dalam Steuererklärung). 

Tentunya proses rekrutmen untuk setiap posisi berbeda-beda, tidak semua posisi memerlukan segala macam interview diatas.  Proses interview yang paling rumit yang pernah saya jalani kebanyakan untuk Trainee program. Kebanyakan proses interview yang saya jalani hanya memerlukan 1x phone interview dan 1x face to face interview.

Bagaimana mempersiapkan diri untuk interview?

Sebenarnya sudah banyak sekali artikel dan informasi di internet tentang cara mempersiapkan interview, jadi saya tidak akan membahas terlalu detail. Saya akan membahas lebih ke bagaimana saya pribadi mempersiapkan interview, apa yang saya lakukan dari momen dimana saya mendapatkan jawaban dari perusahaan bahwa saya akan diundang interview.

  • Melihat lagi Stellenbeschreibung atau lowongan pekerjaan yang dimaksud. Jika sudah mendaftar banyak posisi, maka seringkali saya lupa posisi apa yang saya daftar di perusahaan tersebut, jadi saya mengunjungi lagi website dimana posisi tersebut dikeluarkan dan biasanya saya simpan deskripsinya agar bisa saya lihat lagi di kemudian hari (karena seringkali lowongannya akan dihapus dari website jika sudah terlalu lama dikeluarkan atau sudah memasuki proses interview). Disini saya kemudian review lagi bagaimana pengalaman kerja saya selama ini bisa relevan dengan apa yang mereka cari.
  • Review CV. Di setiap interview hal yang selalu ditanyakan adalah penjelasan lebih detail tentang CV, jadi untuk setiap pekerjaan yang saya cantumkan di CV, saya jelaskan apa yang sudah saya kerjakan dalam beberapa poin. Setiap interview untuk posisi yang berbeda bisa juga poin-poin ini sedikit dimodifikasi agar cocok dengan deskripsi lowongan.
  • Mempelajari tentang perusahaan yang bersangkutan. Ini dilakukan agar bisa mendapat sedikit gambaran tentang perusahaan yang saya daftar, apa produk atau jasa yang ditawarkan, dimana lokasinya, seberapa besar perusahaannya. Dari pihak perusahaan sendiri tidak ada ekspektasi bahwa kita harus hafal sejarah perusahaan, namun baik jika kita tahu paling tidak produk / jasa yang ditawarkan. Misal, karena saya bekerja di bidang makanan, maka salah satu yang pertanyaan yang paling sering ditanyakan adalah "kamu paling tertarik dengan produk kami yang mana?" atau "kami bergerak di bidang plant-based beverage, apakah kamu juga suka mengkonsumsi minuman plant-based?"
  • Menjawab typical interview questions. Di internet sudah ada banyak sekali website yang menjelaskan tentang pertanyaan interview yang umum ditanyakan dan jawabannya, misal di Karrierebibel atau bisa juga google "Fragen Vorstellungsgespräch". Dari ratusan pertanyaan ini, saya kumpulkan beberapa pertanyaan dan kemudian saya tulis jawabannya untuk saya. Misal untuk pertanyaan "Apa kekuatan dan kelemahan anda?" saya uraikan kekuatan / kelemahan saya dalam beberapa poin. Saya memilih untuk menjawab pertanyaannya secara tertulis, sehingga bisa saya latih berkali-kali. Dalam interview saya tipe orang yang gampang nervous jadi memang perlu latihan yang lebih. Selain pertanyaan-pertanyaan dari website, saya juga coba melihat video-video di Youtube tentang Bewerbungsgespräch untuk mendapatkan gambaran bagaimana sesi interview berlangsung.
  • Melatih jawaban dari typical interview questions. Salah satu yang paling penting dilatih adalah bagian Selbstvorstellung, atau mengenalkan diri. Saat interview, pertama-tama kita pasti diminta untuk memperkenalkan diri secara singkat. Dengan semakin seringnya latihan dan dipanggil interview, saya kurang lebih "hafal" dengan isi Selbstvorstellung saya, sehingga dalam bicara bisa lebih lancar. Selain itu, saya juga kadang minta teman untuk menjadi partner bicara dalam interview sehingga saya terbiasa menjawab pertanyaan. Jika tidak ada teman yang bisa diminta menjadi lawan bicara, saya juga terkadang berbicara sendiri untuk "menghafal" cara menjawab pertanyaan (saya tulis kata menghafal dengan "" karena tujuannya memang bukan harus hafal jawabannya agar bisa persis sama seperti yang saya tuliskan, tapi agar saya kurang lebih ingat keywords dari jawaban saya terhadap pertanyaan interview). Jika pekerjaan yang dilamar menuntut kita untuk fasih berbahasa Inggris dan Jerman, dianjurkan untuk latihan dalam dua bahasa ini. Seringkali dalam interview saya diminta untuk tiba-tiba switch ke bahasa Inggris agar mereka dapat melihat kemampuan bahasa Inggris saya (begitu juga sebaliknya)

Apa yang harus diperhatikan saat interview?

Di hari H interview, ada beberapa hal yang biasanya saya perhatikan

  • Datang tepat waktu. Menurut saya, wajib untuk datang tempat waktu. Selain untuk membuat kesan pertama yang baik, juga memang sewajarnya dalam hal ini kita tidak terlambat (kecuali benar-benar ada halangan seperti alat transportasi yang tidak jalan, kecelakaan, dll.). Untuk interview yang dilakukan secara tatap muka dimana saya harus datang ke perusahaan, perlu diingat bahwa sebelum benar-benar memulai interview, perlu meluangkan waktu untuk memasuki gedung perusahaan, mencari resepsionis, mendaftarkan diri, dll. Bisa jadi kantor perusahaan besar dan kita harus jalan cukup jauh. Biasanya saya usahakan untuk sampai 20-30 menit sebelum interview dimulai sehingga ada waktu cukup untuk mempersiapkan diri. Untuk interview secara telepon atau video, ini berarti saya mempersiapkan diri dengan mengecek koneksi internet, memastikan tidak ada gangguan suara, tidak sibuk mengecek hp, dan mengecek terlebih dahulu bagaimana kamera saya. Selain itu, saya juga biasanya meluangkan waktu untuk pergi ke toilet sebelum interview agar tidak ada gangguan selama interview.
  • Berpakaian rapi. Saya sendiri termasuk yang percaya bahwa lebih baik overdressed daripada underdressed. Bagaimana dresscode yang pas, tergantung dengan bidang dan perusahaan masing-masing. Dalam interview saya biasanya memakai dress formal atau blazer + kemeja / blus + celana kain warna gelap + sepatu oxford shoes dan memakai make up tipis. Bidang-bidang seperti hukum atau konsultan saya lihat biasanya lebih formal. Selain rapi, yang penting juga kita merasa nyaman di pakaian yang kita kenakan sehingga pakaian tidak mengganggu jalannya interview.
  • Menunjukkan ketertarikan pada perusahaan. Selain menjawab pertanyaan, hal lain penting untuk disiapkan adalah pertanyaan untuk ditujukan kepada perusahaan tersebut, bisa tentang perusahaannya, lingkungan kerjanya, ataupun lowongannya. Dari pengalaman, lawan interview kita malah senang jika kita memiliki pertanyaan, karena menunjukkan kita memang tertarik dan sudah melakukan research tentang perusahaannya. Contoh-contoh pertanyaan bisa dicek juga di google (misal dengan keyword "Rückfragen Vorstellungsgespräch")

Apa yang perlu diperhatikan setelah interview?

Setelah interview, biasanya pihak yang menginterview akan memberitahu kapan kira-kira saya akan diberi jawaban. Jika sudah lewat dari waktu yang dikatakan dan saya memang benar-benar tertarik dengan posisi tersebut, maka saya biasanya akan follow up ke pihak perusahaan lewat email

Jika ditolak:

Tetap merespon dengan baik-baik dan berterima kasih atas kabarnya dan kesempatan untuk interview. Jika saya sudah sempat melakukan interview secara langsung dengan perusahaan tersebut, biasanya saya akan bertanya apa mungkin mereka bisa memberikan saya feedback dari interview saya yang bisa diperbaiki untuk kemudian hari. Tidak semua perusahaan mau memberikan feedback ini karena urusan hukum, tapi tidak ada salahnya untuk bertanya.  

Jika diterima:

Ketika diterima kerja dan saya menyetujui juga, maka biasanya perusahaan akan mengirimkan kontrak dalam beberapa hari / minggu. Setelah menerima kontrak, saya baca kontrak kerja ini secara baik-baik dan jika ada yang kurang jelas, menanyakannya ke pihak HR sebelum menandatangan kontrak. Jika saya harus pindah ke kota lain, maka saya biasanya menanyakan apakah perusahaan ada bantuan untuk pindahan / tempat tinggal, atau ada tips dalam mencari rumah. Beberapa hari sebelum mulai masuk kerja, saya kontak kembali pihak perusahaan untuk menanyakan jam berapa saya harus datang di hari pertama kerja

Sekian pengalaman saya tentang proses mencari kerja, mendaftar kerja, dan interview kerja di Jerman. Perlu diingat lagi bahwa saya hanya membagikan tips-tips ini berdasarkan pengalaman saya. Perjalanan karir tiap orang berbeda-beda. Belum tentu juga dengan melakukan semua hal-hal yang saya lakukan bisa benar-benar sukses dalam mencari kerja karena memang proses cari kerja selain harus ada persiapan dengan baik ada juga faktor luck. Di post selanjutnya saya ingin lebih bercerita tentang proses saya mendaftarkan dan mendapat kerja dan sedikit suka duka di dalamnya. Stay tuned :)


Saturday, April 17, 2021

Mencari dan Mendaftar Kerja di Jerman

Saya pertama kali menulis blog ini Juni 2013, dua bulan setelah saya lulus Studienkolleg dan saat saya sedang bersiap untuk kuliah di Jerman. Setelah 6 tahun kuliah, pada bulan Oktober 2019 saya akhirnya lulus S2 Lebensmitteltechnologie dari TU München.

Saat ini saya sudah satu tahun bekerja di Jerman. Dibandingkan dengan dulu saat saya berangkat kuliah ke Jerman, saat ini informasi tentang cara kuliah di Jerman sudah sangat banyak, tapi saya perhatikan masi belum banyak informasi tentang mencari kerja setelah lulus kuliah. Jadi, saya ingin sedikit menceritakan pengalaman saya.

Kapan harus mulai mencari kerja?

Saya sendiri mulai mendaftar untuk kerja sekitar 5 bulan sebelum saya lulus kuliah, di bulan kedua saya mengerjakan Masterarbeit. Karena masih harus tetap fokus mengerjakan Masterarbeit, saya memulainya dengan pelan-pelan membenahi Lebenslauf (CV), mengumpulkan dokumen-dokumen yang penting untuk aplikasi, kemudian mencari lowongan yang menarik dan mendaftar. 

Bagaimana saya mendaftar kerja?

Seperti yang sudah saya tulis diatas, cara mendaftar kerja saya bagi ke 4 langkah, yang akan saya jelaskan lebih detail dibawah: 1) membenahi Lebenslauf, 2) mengumpulkan dokumen, 3) mencari lowongan dan 4) mendaftar

1. Membenahi Lebenslauf

Lebenslauf berarti CV / daftar riwayat hidup / resume. Lebenslauf penting karena dengan dokumen ini, perusahaan mendapatkan gambaran pertama dari kita sebagai pelamar kerja. Berdasarkan Lebenslauf inilah pihak HR melakukan seleksi siapa saja kandidat yang akan dipanggil untuk wawancara. Di blog ini saya pernah sedikit membahas tentang cara menulis Lebenslauf untuk mendaftar ke universitas. Lebenslauf untuk mendaftar kerja strukturnya agak mirip, tapi ada beberapa hal yang berbeda. Sebagai gambaran, Lebenslauf saya kurang lebih seperti ini:

Untuk mendapatkan feedback tentang Lebenslauf, coba cek apakah universitas kamu menawarkan jasa Bewerbungscheck atau Lebenslaufcheck. Biasanya, layanan ini gratis untuk mahasiswa yang sedang studi disana. Saya sendiri pernah melakukan ini dua kali. Pertama di career day universitas saya, dimana saya membawa Lebenslauf saya dan menunjukannya ke career coach. Kedua, saya menggunakan layanan Bewerbungscheck universitas secara online. Disini saya mengirimkan Lebenslauf saya secara online dan setelah beberapa minggu Lebenslauf saya dikembalikan dengan feedback. Selain itu, berbagai sumber di internet juga bisa dijadikan panduan untuk ini. Banyak tips-tips untuk membenahi Lebenslauf dan setiap orang memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang bagaimana Lebenslauf yang baik. Misal, apakah Lebenslauf harus 1 atau 2 halaman (saya sendiri memilih 1 halaman supaya praktis untuk dibaca, tapi ada juga career coach yang menyarankan 2 halaman), informasi apa saja yang harus dicantumkan, dll. Tentunya setiap orang bisa membuat Lebenslauf yang berbeda-beda. Tiap bidang pekerjaan kadang memiliki standard sendiri-sendiri, dan preferensi orang pun tidak selalu sama.  Beberapa poin umum yang menurut saya penting untuk diingat dalam membuat Lebenslauf

  • Singkat dan padat: Perlu diingat, orang yang paling pertama melihat Lebenslauf kamu adalah para recruiter di bagian HR perusahaan tersebut, yang setiap hari bisa melihat puluhan bahkan ratusan Lebenslauf. Berdasarkan yang pernah saya baca di Internet, para recruiter biasanya hanya akan melihat sebuah Lebenslauf selama 10 detik. Jadi, pastikan poin-poin yang kamu tulis di Lebenslauf bisa dimengerti dengan jelas dalam waktu singkat.
  • Tidak perlu menceritakan riwayat hidup dari 0: Saya sendiri hanya mencantumkan studi S1 dan S2 saja, tidak perlu mencantumkan riwayat sekolah dari SD hingga kuliah. Jika ada prestasi, cantumkan prestasi yang pernah dicapai saat kuliah. Tidak perlu menulis juara yang diraih saat SMP.
  • Informasi yang relevan: Karena sebagai fresh graduate biasanya pengalaman kerja belum banyak, maka saya cantumkan semua pengalaman kerja dan internship saya, tetapi itu pun juga yang relevan (misal: pengalaman bekerja sebagai penjual roti tidak saya cantumkan karena menurut saya tidak relevan bagi pekerjaan yang saya lamar)
  • Bisa dibaca di semua media: Kita tidak tahu software apa yang digunakan recruiter untuk membaca Lebenslauf kita, jadi pastikan Lebenslauf kita bisa dibaca dengan jelas di semua media. Ini berarti ukuran huruf jangan terlalu kecil dan dokumen dalam format pdf yang bisa mudah dibaca di komputer, tablet, maupun hp. Selain itu, warna tulisan dan background juga perlu diperhatikan sehingga bisa dibaca di layar dengan resolusi rendah sekalipun, dan bisa tetap terlihat jelas walaupun dicetak hitam putih dalam kualitas yang kurang baik. 

2. Mengumpulkan Dokumen 

Sebelum mencari lowongan, saya terlebih dulu mengumpulkan dokumen-dokumen saya yang kira-kira akan diperlukan, yaitu:

  • Immatrikulationsbescheinigung yang aktual (bukti bahwa masih terdaftar di universitas)
  • Leistungsnachweis (transkrip nilai)
  • Praktikums- / Arbeitszeugnisse (sertifikat kerja / internship)
  • Studienzeugnisse (ijazah kuliah, misal saya lampirkan ijazah S1 saya)
  • Bisa juga melampirkan sertifikat bila pernah menang lomba / mendapatkan beasiswa saat kuliah

Semua dokumen ini saya scan kemudian saya gabungkan ke dalam 1 pdf yang berukuran 2 MB, lalu saya beri nama "Bewerbungsunterlagen (nama lengkap)". Ini untuk mempermudah pihak recruiter yang akan menerima dokumen ini. Format pdf berarti dokumen ini dapat dibuka dimana saja, baik di komputer maupun hp, dan akan terlihat sama. Digabung di satu file agar recruiter tidak perlu menyimpan banyak file. Banyak situs yang menyediakan jasa menggabungkan banyak file pdf menjadi satu secara gratis dan tanpa menggunakan software. Cukup cari "merge pdf online" di Google.  Sedangkan ukuran dokumen yang kecil memudahkan dokumen untuk bisa dikirim atau diupload ke mana saja. Tentunya setiap perusahaan memiliki syarat-syarat yang berbeda tentang apa saja dokumen yang harus dikirim. Tidak semua perusahaan juga mengharuskan kita untuk mengirim dokumen-dokumen. Tapi menurut saya, ada baiknya kita sudah mempersiapkan semua dokumen ini,  sehingga jika sewaktu-waktu diminta kita tidak perlu repot untuk mencari dokumennya lagi. 

3. Mencari Lowongan

Jaman sekarang, untungnya cukup banyak tempat yang bisa dilihat untuk mengetahui lowongan pekerjaan yang ada. Beberapa tempat yang sering saya pakai:

  • Linkedin: Situs yang paling sering saya pakai untuk mencari lowongan kerja. Semakin banyak perusahaan-perusahaan yang melakukan rekrutmen lewat Linkedin. Saat masa-masa mencari pekerjaan, saya membuka lowongan pekerjaan di Linkedin setiap hari. Salah satu kelebihan dari Linkedin adalah kadang ada perusahaan yang memperbolehkan kita melamar dengan menggunakan profil Linkedin kita, jadi kita tidak perlu ekstra mengirimkan Lebenslauf atau dokumen-dokumen lain.
  • indeed / Monster / Stepstone / Xing: Lowongan pekerjaan yang cukup lengkap, namun kadang harus kita perhatikan kapan lowongan untuk pekerjaan tersebut di publish, karena seringkali masih ditemukan lowongan pekerjaan yang sudah di publish berbulan-bulan dan faktanya posisinya sudah terisi.
  • Foodjobs: Ini khusus untuk pekerjaan di bidang makanan, sangat berguna karena banyak lowongan-lowongan yang relevan untuk bidang saya.
  • Website Perusahaan: Biasanya status paling aktual apakah suatu lowongan kerja masih dibuka atau tidak bisa dilihat di situs perusahaan. Karena saya sendiri bergerak di bidang makanan, biasanya saya cukup melihat merek barang-barang di supermarket dan mencari situs perusahaannya untuk melihat apakah mereka ada lowongan :) Tapi untuk bidang-bidang lain bisa dicari juga di Google perusahaan apa di Jerman yang bergerak di bidang tersebut. Jika kamu tertarik dengan perusahaannya tetapi tidak menemukan lowongan yang cocok, tidak ada salahnya untuk mengirimkan Initiativbewerbung. Bisa kamu tulis bahwa kamu tertarik dengan perusahaan tersebut dan sedang mencari pekerjaan di bidang x. Biasanya Iniativbewerbung ini saya kirim ke perusahaan-perusahaan kecil yang sedang berkembang, karena perusahaan besar biasanya sudah memiliki struktur tertentu dan semua lowongan dibuka di job portal mereka (tapi tidak ada salahnya juga mencoba, hal terburuk yang bisa terjadi "cuma" ditolak).
  • Career Expo / Career Day: Biasanya universitas mengadakan pameran pekerjaan / Karrieremesse minimal setahun sekali. Di TU München namanya IKOM (untuk bidang life science, ada IKOM Life Science). Di Karrieremesse ini banyak perusahaan yang membuka stand dan memasang lowongan-lowongan yang mereka butuhkan. Selain bisa tahu perusahaan-perusahaan yang bergerak di suatu bidang, gunakan kesempatan ini untuk ngobrol dan bertanya dengan perwakilan dari perusahaan tentang bagaimana proses rekrutmen, kultur perusahaan, dll. Salah satu tawaran Karrieremesse yang juga tidak boleh dilewatkan adalah kesempatan untuk membuat Bewerbungsfoto gratis. Bewerbungsfoto ini dipasang di Lebenslauf atau Linkedin. Bewerbungsfoto membuat kita terlihat lebih "menarik" daripada jika kita hanya melampirkan pasfoto. Di luar universitas, jika kita tidak memiliki kenalan yang pintar memotret, biasanya kita harus membayar 25-100€ untuk layanan membuat Bewerbungsfoto, tergantung fotografer. Jadi, kesempatan untuk membuatnya secara gratis tentunya jangan dilewatkan.
  • Job Portal / Mailing List Universitas: Banyak universitas yang menyediakan Job Portal, dimana perusahaan-perusahaan bisa publish lowongan kerja. Selain itu, jika di Fachschaft atau fakultas kamu ada mailing list, berguna juga untuk bergabung karena terkadang ada lowongan kerja dari alumni jurusan / universitas tersebut, yang terkadang tidak di publish di tempat lain.

4. Mendaftar

Jika sudah menemukan lowongan kerja yang cocok, saatnya mendaftar. Untuk mendaftar, selain Lebenslauf, dokumen yang paling penting untuk dicantumkan adalah cover letter atau Anschreiben. Recruiter membaca baik-baik cover letter ini, karena dari sini bisa dinilai apakah pengalaman kita cocok dengan apa yang mereka mau. Isi cover letter secara umum adalah sedikit perkenalan tentang diri kamu, apa pengalaman-pengalaman kamu dan mengapa tertarik bekerja di perusahaan tersebut. Seperti Lebenslauf, tidak ada syarat yang mutlak bagaimana untuk menulis cover letter, tapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis cover letter antara lain: 

  • Jangan menggunakan hanya 1 cover letter untuk semua lowongan. Setiap cover letter harus disesuaikan dengan pekerjaan yang akan kamu lamar. Baca baik-baik lowongan kerja, pengetahuan atau skill apa saja dicari dan bagaimana pengalaman kamu bisa cocok dengan apa yang mereka cari. Misal, jika di lowongan pekerjaan ditulis "Pengalaman di bidang x" maka bisa kamu tulis di cover letter bahwa kamu pernah bekerja atau magang di bidang x, ceritakan hal-hal relevan kamu lakukan saat bekerja. Jika di lowongan ditulis "Pengalaman di lingkungan internasional", bisa kamu ceritakan misal kamu pernah bekerja di tim yang berasal dari berbagai negara jadi memiliki pengalaman di lingkungan yang internasional, atau misal kamu pernah melakukan exchange ke negara lain. 
  • Jangan terlalu bertele-tele. Menurut saya, cover letter idealnya hanya 1 halaman, karena informasi yang paling penting bagi recruiter adalah pengalaman apa yang kamu punya yang relevan bagi pekerjaan itu. Seperti sudah saya tulis, recruiter harus membaca ratusan dari dokumen ini, sehingga tidak mungkin punya waktu untuk membaca cover letter yang terlalu panjang. Saya sendiri juga berusaha untuk menggunakan kalimat yang straightforward dan tidak terlalu banyak menggunakan anak kalimat / Nebensatz agar lebih mudah dimengerti. 
  • Pastikan tidak ada kesalahan dalam tulisan. Saya seringkali salah dalam hal ini karena kurang mengecek cover letter dengan baik. Kesalahan penulisan atau kesalahan Grammatik membuat kita terkesan kurang profesional. Salah satu kesalahan yang paling fatal yang beberapa kali saya lakukan adalah salah menuliskan nama perusahaan. Ini biasanya terjadi jika saya sudah melamar banyak lowongan, kemudian lupa untuk mengganti nama perusahaan. Bisa ditebak, saya tidak mendapatkan panggilan interview dari lowongan-lowongan ini.
  • Cari tahu baik-baik soal gaji. Menurut saya ini agak tricky. Saya sendiri biasanya tidak menuliskan ekspektasi gaji, namun seringkali perusahaan secara eksplisit meminta pelamar kerja untuk mencantumkan gaji. Dalam kasus ini, maka saya mencantumkan ekspektasi gaji. Besarnya nominal gaji fresh graduate berbeda-beda untuk tiap bidang pekerjaan (Marketing, R&D, Sales, dll.), bidang perusahaan (automotif, IT, dll.) dan lokasi perusahaan. Misal, gaji fresh graduate S2 di München biasanya lebih tinggi dari Berlin karena biaya hidup yang lebih tinggi. Maka dari itu, penting untuk sebelumnya mencari informasi tentang gaji yang sesuai. Salah satu situs yang berguna untuk ini adalah Glassdoor, disini karyawan di perusahaan bisa memberitahukan gaji mereka secara anonim, sehingga bisa kita jadikan orientasi untuk mengetahui besarnya gaji di perusahan dan posisi yang kita inginkan.

Karena topik mencari dan mendaftar kerja ini cukup panjang, di post kali ini saya hanya akan membahas sampai disini dulu. Jika ada pertanyaan, silakan menuliskannya di komentar di bawah. Di post berikutnya saya akan membagikan pengalaman saya interview, dan juga suka-duka dalam mencari kerja di Jerman. Semoga bermanfaat!

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...